Rabu, 10 Mei 2017

cemara sewu & pantai sodong

Pines sewu is a tourist attraction in the village of coral objects. As the name implies, in this location before heading to the beach until the beach is tumbuhi by the number of pine trees (shrimp cypress species). The straight road to the left shore is also laden with cypress trees, so it is beautiful to take pictures, Among the pine trees by the managers are made some swings, gazebos, places to sit, add a sense of krasan / betah to linger there , Even up to a day we can enjoy a beautiful susana.

Cemara sewu adalah tempat wisata yang ada di desa karang benda.Sesuai namanya, di lokasi ini sebelum menuju pantai hingga bibir pantai di tumbuhi oleh banyaknya pohon cemara (jenis cemara udang). Jalan lurus menuju pantai kanan kirinya juga sarat akan pohon cemara, hingga elok untuk ber-foto ria,Di antara pepohonan cemara oleh pengelola di buatkan beberapa ayunan, gazebo-gazebo, tempat-tempat duduk, menambah rasa krasan/ betah untuk berlama-lama disana, bahkan hingga seharian kita bisa menikmati susana yang indah.

Pantai sodong pantai ini juga sering disebut oleh masyarakat ataupun wisatawan dengan sebutan pantai bedahan, pantai sodong ini sebenarnya sudah lama menjadi destinasi wisata namun kalah tenar dengan pantai widera payung atau pantai teluk penyu, namun potensi yang dimiliki tidak kalah menarik dibandingkan pantai-pantai lain.

Beach sodong beach is also often referred by the people or tourists with the title of beach bedahan, sodong beach is actually long been a tourist destination but lost fame with the beach widera umbrella or sea turtle bay, but the potential is no less interesting than the other beaches.

Selasa, 09 Mei 2017

Gunung selok





Siapa si yang tidak tahu Gunung Selok pada era 80-an? Hampir semua masyarakat Indonesia mengetahuinya walau hanya sebatas nama. Ya, karena pada saat itu, di situlah pemimpin negara kita melakukan kegiatan spiritual. Bahkan sebenarnya, Bung Karno pun dulu menerima ilham/ wahyu untuk Pancasila juga di Gunung Selok. Terletak di tepi Pantai Selatan Kabupaten Cilacap, sepintas Gunung ini seperti bukit biasa. Namun, ternyata di dalamnya dan di sekitarnya terdapat banyak panepen dan petilasan yang sering digunakan untuk meditasi/semedi/ritual. Yang perlu kita ketahui adalah bahwasanya Gunung Selok maupun Gunung Srandil (sebelah timur Gn. Selok) adalah bukan tempat kemusyrikan. Kita harus maksud bahwa yang musyrik tentunya bukan gunungnya, yang musyrik bukan goanya, yang musyrik bukan batunya, tetapi niat hati kita masing-masing yang ingin beritual atau sekedar berkunjung ke Gunung Selok ini. 

Mengulas Gunung selok, tentu kita setidaknya mengetahui sekilas mitosnya. Berdasarkan buku "Gunung Srandil dan Selok tersirat Sang Pamon Nusantara" karya Sidik Purnama Negara, berbicara Gunung Selok sama dengan berbicara kehidupan yang bisa dilihat maupun yang tak terlihat. Dimana dalam kepercayaan spiritual orang jawa, Tuhan pun menciptakan dewa. Dimana asal muasalnya dewa adalah manusia yang menyalahi kodrat dimana ia selalu ingin hidup di dunia ini. Namun ternyata Tuhan mengabulkannnya dalam bentuk dimensi lain yang berbeda dari manusia normal Dewa ditempatkan di Puncak Hima-Himalaya. Sedangkan kewenangannya dilarang mencampuri urusan alam dunia, kecuali Dewa-dewa terkhusus. Berkaitan dengan mitos Gunung Selok, sangat erat kaitannya dengan uraian dan ungkapan sejarah diatas. Sejarah menceritakan, pada waktu di alam dunia ini masih zaman kenabian, khususnya pada masa kepemimpinan Nabi Musa As, pernah terjadi penyimpangan batas-batas kewenangan dari alam kadewataan. Pemimpin para dewa (Betara Guru) turut campur tangan dengan alam dunia atau alam manusia. Betara Guru menitis (menyatu ke aura tubuh) kepada manusia di belahan Negeri Mesir yang terkenal dengan Raja Fir’aun. Karena titisan oleh rajanya para dewa, maka Raja Fir’aun punya kedigdayaan dan kesaktian yang luar biasa dengan kedigdayaan dan kesaktian yang luar biasa membuat Raja Fir’aun menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa, dan akhirnya Sang Raja mengakui Tuhan yang wajib disembah.Raja Fir’aun ditaklukan dengan tongkat mukjizat Nabi, sedangkan Betara Guru dan seluruh para Dewa diusir dari Kahyangan Hima-himalaya menuju Pulau Dawa (Pulau Panjang, sebutan Pulau Sumatera&Pulau Jawa sebelum Krakatau meletus). Karena harus beradaptasi dengan tempat yang baru di Pulau Dawa yang belum pernah ada penghuninya. Itulah akibat dari tindakan yang melanggar batas-batas kewenangan hidup (hak hidup) pemberian Tuhan. Setelah beberapa waktu menempati Pulau Dawa (Jawa) dengan penuh keprihatinan, para Dewa mulai membangun kahyangan baru. Kahyangan tersebut dinamakan Kahyangan Junggring Saloka atau Junggring Seloka. Nama tersebut sesuai dengan keadaan para dewa yang dihadapkan dengan teka-teki kehidupan. Walau para dewa telah bertempat di kahyangan baru, tetap saja merasa gelisah, sebab telah merasa mengingkari kodrat dan melanggar aturan Tuhan. Untuk itu para dewa tidak henti-hentinya bertobat, agar segera diampuni segala kekeliruannya. 

 Tuhan memang Maha Pengasih dan Penyayang serta penuh dengan ampunan. Pada saat yang telah ditentukan, para dewa diampuni dan diperbolehkan kembali ke Kahyangan Hima-Himalaya, serta melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Sepeninggalan Para Dewa kembali ke Himalaya, tempat yang dulunya dinamakan Junggring Seloka, sekarang dikenal dengan nama Gunung Selok. Sungguh luar biasa, Gunung Selok dulunya adalah tempat bersemayamnya para dewa, hingga sampai sekarang masih nampak keasriannya. Beberapa pendukung dalam mitos ini, adalah banyaknya tempat ritual di Gunung Selok, diantaranya Petilasan Sang Hyang Wisnu dan Batu Tapak Bima. Semoga mitos ini adalah kenyataan atau minimal tidak jauh dari yang sesungguhnya. Tujuan penulis semoga mitos ini sedikit atau sepenuhnya, akan bisa membantu kejelasan para ritualis atau pihak lain yang membutuhkan, dengan tidak menyimpang dari tujuan Keesaan Tuhan. Anam Melisfoba /anamcilacap Bising di keramaian kota, pergilah kesuatu tempat dimana kamu bisa menemukan keheningan untuk senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan YME. 
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anamcilacap/gunung-selok-tempat-spiritual-pemimpin-nusantara



Senin, 08 Mei 2017

Gunung Srandil



 Gunung Srandil juga dipercaya merupakan “Pancering Bumi” tempat pijakan pertama ke bumi atau jalan utama menapaki Kahyangan menuju dunia.




Gunung Srandil adalah sebuah bukit karang yang berada di pesisir Pantai laut Selatan di desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala, Cilacap. Gunung Srandil dapat dicapai dari kota Kroya, dan kota Adipala.




Gunung Srandil diyakini merupakan petilasan Kaki Semar (kaki=kakek) dan Pangreh Gaib (Pangreh=penguasa), dan juga berfungsi sebagai Padepokan dari Kaki Semar dan para Pangreh Gaib lainnya yang berkenan bersemayam disana.




Kaki Semar terkenal dengan dhawuh-nya mengenai bagaimana menjalani hidup sebaiknya berpedoman kepada “Ojo dumeh, eling lan waspodo” atau “ jangan mentang-mentang, ingat dan waspada”. Dipercaya Srandi berasal dari kata Suro lan adil




Apabila memasuki Gunung Srandil maka letak petilasan-petilasan tersebut di Kompleks Gunung Srandil dengan searah jarum jam, urut-urutan petilasan adalah sbb




Petilasan Syech Jambu Karang atau disebut juga petilasan Dampo Awang atau Sam Poo Kong, disebut juga Eyang Jambu Karang karna disamping petilasan itu berdiri dan tumbuh pohon jambu yang entah sejak kapan pohon itu tumbuh karena sejak dulu hingga sekarang pohon itu berdiri dan tetap sebesar itu.




Petilasan Eyang atau Mbah Gusti Agung Heru Cokro Prabu atau Syech Baribin. Tempat ini pada hari-hari biasa banyak dipakai sebagai tempat meditasi oleh orang-orang yang datang dengan keperluan tertentu karena diyakini bahwa tempat ini sebagai tempat berkumpulnya para gaib Bumi Nusantoro




Petilasan Eyang Sukma Sejati, letaknya sedikit agak diluar gunung, kira-kira 50 meter disebelah kiri gunung, didepan petilasan Eyang Gusti Agung terdapat pintu keluar menuju petilasan tersebut melalui jalan setapak.




Petilasan Nini Dewi Tunjung Sekarsari, dari pemahaman spritual maka Nini Dewi Tunjung Sekarsari adalah istri dari Kaki Semar.




Petilasan Kaki Tunggul Sabdo Jati Doyo Among Rogo atau disebut juga petilasan Kaki Semar. Bagi para spritualis atau mereka yang diberi kesempatan untuk melihat “penjaga” goa Kaki, maka goa Kaki ini dijaga oleh Eyang Kumbang Ali-Ali dan Eyang Sadipa.




Di puncak Gunung Srandil terdapat petilasan Eyang Lalnglang Buwana dan Eyang Mayangkoro. Bagi para spritualis dengan berdasar penjelasan Kaki Semar maka tempat ini diyakini sebagai tempat “kadewatan”nya Kaki Semar




Disekitar Gunung Srandil, masih banyak terdapat petilasan-petilasan lain seperti Petilasan Eyang Kumoloyekti, Petilasan Eyang Wuruh Galih, Petilasan Argo Puyuh, Petilasan Eyang Paku Jati dll.




Dari penjelasan diatas maka tidak akan ditemukan sejengkal tanahpun di Gunung Srandil yang dinyatakan secara tegas, jelas dan lugas oleh para Juru Kunci, yang dapat dipakai untuk sesuatu dan lain hal yang sifatnya menduakan Tuhan dan atau klenik dan atau untuk jalan pintas “Pesugihan”. Sejatinya, urusan klenik atau pesugihan dan lain-lain sejenis, lebih disebabkan dan lebih dimulai dari niat dan tekad hati dari seseorang pemalas yang tidak mau berusaha sesuai kodratnya manusia hidup, yang telah buta dan telah tertutup hati nuraninya olehmasalah duniawi, kemudian mengambil “jalan pintas” dengan cara bersekutu dengan setan penggoda hati dan pengobar nafsu duniawi.




Pada waktu melakukan ziarah atau perjalanan spritual di Gunung Srandil, bila seseorang bermalam disitu maka salah satu acara ritual yang dilakukan adalah mengitari atau memutari Gunung Srandil setelah lepas tengah malam yaitu antara jam 24.00 atau pukul 00.00 sampai pada pukul 03.00 pagi. 




Mengitari G Srandil menurut petunjuk Kaki Semar, disarankan untuk dilakukan dengan berjalan berlawanan dengan arah jarum jam, hal ini dimaksudkan bahwa sewaktu melakukan pengitaran tsb diharapkan dapat berpapasan dengan poro Pangreh Gaib dan dengan berpapasan tsb karena peziarah melafalkan kata-kata suci atau doa permohonan maka para Pangreh Gaib itupun ikut mendengarkan, maka “mereka” para Pangreh Gaib itupun akan ikut membantu apa-apa yang diucapkan untuk disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar permohonan atau kata-kata yang diucapkan para peziarah tersebut segera dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa




Jumlah putaran mengitari gunung dengan berjalan berlawanan dengan arah jarum jam yang disarankan sesuai petunjuk adalah berjumlah angka ganjil misalnya 3x, 9x, 21x dan atau 41x putaran.




Untuk melengkapi acara ziarah, maka disarankan untuk membawa kembang-telon, dupa atau kemenyan madu, minyak wangi, namun ini bukan syarat mutlak dan hal ini jangan diartikan bahwa sarana tersebut itu adalah untul sesuatu yang bersifat tahayul tetapi lebih diartikan bahwa kita datang ke tempat suci, dan setiap tempat suci itu berbau harum mewangi dan sarana yang dibawa itu agar tempat tersebut semakin harum mewangi.




Daya tarik Gunung Srandil memang tidak dapat dipisahkan dengan “keberadaan” atau kasunyatan dari Kaki Semar atau Kaki Tunggul Sabdo jati Doyo Amongrogo dengan piwulang atau wewarah atau dhawuh-dhawuhnya untuk manusia agar selalu hidup dengan berbudi pekerti yang luhur, berbakti dan menjunjung tinggi Gusti Kang Murbeng Dumadi Tuhan Yang Maha Esa




Sebelum memasuki kompleks Gunung Srandil terdapat Padepokan Agung Mandalagiri dibangun oleh Paguyuban Cahya Buwana, yaitu perkumpulan putro wayah Kaki Semar. Padepokan ini dipakai sebagai tempat pertemuan para putro setiap malam Jumat Kliwon untuk mendengarkan dhawuh atau wewarah dari Kaki Semar. Padepokan ini juga berfungsi sebagai tempat bermalam seadanya tanpa dipungut bayaran satu senpun.Begitu bro/girl ceritanya....:D




Mohon maaf bila ada kesalahan karena itu datangnya dari saya pribadi dan yang benar adalah milik Tuhan YME semata.


  • Rahayu Rahayu Rahayu

Disamping wisata alam dan budaya juga terdapat wisata spiritual atau religius antara lain di gunung srandil dan selok . 
Gunung srandil merupakan salah satu bukit yang ada di Glempangpasir Kecamatan Adipala jarak antara obyek wisata dengan Kota Cilacap 30 Km kearah timurlaut dan relatif mudah ditempuh dengan kendaraan penumpang bus umum jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen atau kendaraan pribadi karena jalannya sudah beraspal dan dekat dengan jalan lintas selatan-selatan.



Gunung Srandil setiap hari dikunjungi orang untuk berziarah oleh karena tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar saja tetapi sampai keluar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Bali. dan Sulawesi, maka yang berkunjung tujuannya bermacam-macam. Para peziarah biasanya berkunjung atau bertapa pada Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada Bulan Syura.




Konon menurut cerita penghuni pertama Gunung Srandil adalah Sultan Mukhriti putra kedua dari Dewi Sari Banon Ratu Sumenep Jawa Timur . 

Kedatangan Sultan itu untuk bertapa namun Sultan Mukhriti murca (menghilang) yang ada tinggal petilasannya yang terletak di sebelah timur yang di kenal dengan Embah Gusti Agung Sultan Mukhriti.Selain itu juga ada legenda rakyat yang pertama bermukim di gunung Srandil adalah dua orang bernama Kunci Sari dan Dana Sari, mereka adalah prajurit Pangeran Diponegoro yang tidak mau menyerah kepada bala tentara Belanda. Mereka melarikan diri ke Gunung Srandil untuk bersembunyi dan meninggal di sini . Makam kedua prajurit tersebut berada di sebelah timur Gunung Srandil dalam satu komplek yang dipagar keliling yang kemudian hari, Kunci Sari dikenal dengan nama Sukma Sejati 


Di Gunung Srandil banyak petilasan orang-orang yang dianggap mempunyai kedigdayaan yang linuwih atau kemampuan melebihi orang lain yang dikenal sebagai tokoh- tokoh orang sakti mandraguna. Dari kemampuannya, kesaktiannya itu maka tempat-tempat yang di singgahi dianggap keramat dan disakralkan. 



Adapun petilasan-petilasan yang ada di Gunung Srandil adalah Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Kaki semar Tunggul Sabdojati Dayo amongrogo, Juragan Dampo Awang, Kanjeng Gusti Agung Akhmat atau Petilasan Langlang Buwana yang berada diatas bukit dan petilasan Hyang Sukma Sejati.

Jumat, 28 April 2017

Desa Karang Benda

WISATA ALAM DESA KARANG BENDA


Karangbenda adalah desa di kecamatan Adipala kabupaten Cilacap provinsi Jawa Tengah

kewarganegaraan  Indonesia.

Karangbenda is a village in Adipala district, Cilacap district, Central Java province
Indonesian citizenship.


Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
hallo / Sallom Introduce My Name Aqnes Maria Dewi I live in Cilacap Central Java precisely in Gombolharjo village road edelwise rt01 / 02 Adipala, I am still sitting on my college campus named STMIK AMIKOM In Purwokerto. hay/sallom perkenalkan Nama saya Aqnes Maria Dewi saya tinggal di Cilacap Jawa Tengah tepatnya di Desa Gombolharjo jalan edelwise rt01/02 Adipala, Saya Masih Duduk di bangku kuliah kampus saya bernama STMIK AMIKOM Di Purwokerto .

cemara sewu & pantai sodong

Pines sewu is a tourist attraction in the village of coral objects. As the name implies, in this location before heading to the beach unt...

 

© 2013 Wisata Karang Benda . All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top